KARYA ILMIAH

0

KARYA ILMIAH

BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN



KATA PENGANTAR


Pertama-tama saya mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati saya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. saya juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini. saya mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.

Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Kami juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan yang merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.

Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.

1.2 Pembatasan Masalah

Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis. Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkan kematian.

Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.

1.3 Perumusan Masalah

Ø Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?

Ø Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya?

Ø Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?

Ø Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?

Ø Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas?



1.4 Tujuan Penulisan

Ø Mengetahui pengertian boraks dan formalin.

Ø Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya.

Ø Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.

Ø Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks pada makanan.

1.5 Manfaat Penulisan

Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya.
Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan.


Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.

BAB II

LANDASAN TEORI

Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.

Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.

Ø Tanda dan gejala akut :

Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)

Ø Tanda dan gejala kronis :

- Nafsu makan menurun

- Gangguan pencernaan

- Gangguan SSP : bingung dan bodoh

- Anemia, rambut rontok dan kanker.

Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut.

Ø Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.

Ø Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar,

Ø Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan,

Ø Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.

Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan.

Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam.

Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks.

Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan formalin dan boraks.

Ø Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.

Ø Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.

Ø Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.

Ø Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.

Ø Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.

BAB III

PEMBAHASAN


Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak penggunaan boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang mengandung boraks dan formalin yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil angket sebelumnya.



3.1 Pengetahuan akan Boraks dan Formalin

Menurut hasil angket , didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin adalah 29 orang dan yang tidak mengetahui begitu pasti apa itu boraks dan formalin adalah 11 orang, dari total 40 angket yang dibagikan. Hal itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan formalin lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti. Jika dimasukkan dalam persen maka 72,5 % responden menyatakan mengetahui boraks dan formalin, sedangkan 27,5 % lainnya tidak begitu mengetahui tentang boraks dan formalin. Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan formalin harus lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita semua mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin, sehingga dapat menggunakannya secara benar, sesuai dengan fungsinya. Maka diharapkan juga dengan pengetahuan akan boraks dan formalin tersebut, kasus penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari masyarakat.

3.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan

Apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh kita?

a. Formalin

Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya.Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan : Jika terhirup Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru. Jika terkena kulit Kemerahan, gatal, kulit terbakar, Jika terkena mata Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan, Jika tertelan Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit
membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.

b. Boraks

Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :

Tanda dan gejala akut :

Ø Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)

Tanda dan gejala kronis

Ø Nafsu makan menurun

Ø Gangguan pencernaan

Ø Gangguan SSP : bingung dan bodoh

Ø Anemia, rambut rontok dan kanker.

Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam makanan.

3.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks

Berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005 penggunaan boraks dan formalin paling banyak adalah pada ikan dan hasil laut, namun jumlah 16 persen dan 15 persen tetap merupakan jumlah yang besar. Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita makan, terutama makanan-makanan yang sedang marak diberi boraks maupun formalin.
Oleh karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa makanan yang diberi boraks maupun formalin:


A. Mie basah

Penggunaan formalin pada mie basah akan menyebabkan mi tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.

B. Tahu

Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin.


C. Bakso

Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya juga sangat kenyal.


D. Ikan segar

Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih.


E. Ikan asin

Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius).Tubuh ikan bersih, cerah.

4.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di Indonesia


Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela.


Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia..

BAB IV

PENUTUP


4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab III dapat disimpulkan bahwa:
Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin.

a. Formalin

Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya.Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan : Jika terhirup Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru. Jika terkena kulit Kemerahan, gatal, kulit terbakar, Jika terkena mata Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan, Jika tertelan Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit
membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.

b. Boraks

Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :

Tanda dan gejala akut :

Ø Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat).

Tanda dan gejala kronis

Ø Nafsu makan menurun

Ø Gangguan pencernaan

Ø Gangguan SSP : bingung dan bodoh

Ø Anemia, rambut rontok dan kanker.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:
Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.

Ø Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin.

Ø Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.

Ø Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA




http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*