PEMASANGAN
PERANGKAT JARINGAN NIRKABEL
A.Antena Dan Tower
1.Antena
Antena adalah alat untuk
mengirim dan menerima gelombang elektromagnetik,bergantung kepada pemakaian dan
penggunaan frekuensinya, antena bisa berwujudberbagai bentuk, mulai dari seutas
kabel, dipole, ataupun yagi, dsb. Antena adalah alatpasif tanpa catu
daya(power), yang tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio, diaseperti
reflektor pada lampu senter, membantu mengkonsentrasi dan
memfokuskansinyal.Kekuatan dalam mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal radio,
satuan ukurnyaadalah dB. Jadi ketika dB bertambah, maka jangkauan jarak yang
bisa ditempuhpunbertambah. Jenis antena yang akan dipasang harus sesuai dengan
sistem yang akankita bangun, juga disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran sinyalnya.
Secara umumada dua jenis antena yaitu :1. Directional2. Omni Directional
1.2 Fungsi
Fungsi antena adalah untuk
mengubah sinyal listrik menjadi sinyalelektromagnetik, lalu meradiasikannya
(Pelepasan energy elektromagnetik ke udara / ruang bebas). Dan sebaliknya,
antena juga dapat berfungsi untuk menerima sinyalelektromagnetik (Penerima
energy elektromagnetik dari ruang bebas ) danmengubahnya menjadi sinyal
listrik. Pada radar atau sistem komunikasi satelit, seringdijumpai sebuah
antena yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima)sekaligus. Namun,
pada sebuah teleskop radio, antena hanya menjalankan fungsipenerima saja.
1.3 Parameter
–
parameter kinerja antena :
1. Pola radiasi (Radiation
Pattern) yaitu Penggambaran sudut radiasi (polar plot).Bentuk yang lain seperti
pola omnidirectional pattern yaitu pola radiasi yang serba samadalam satu
bidang radiasi saja. Pola Directive yang membentuk pola berkas yangsempit
dengan radiasi yang sangat tinggi. Menurut sumber lainnya Pola radiasi antenaadalah
plot 3-dimensi distribusi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah antena, atau
plot3-dimensi tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh sebuah antena.
Polaradiasiantena dibentuk oleh dua buah pola radiasi berdasar bidang irisan,
yaitu polaradiasi pada bidang irisan arah elevasi (pola elevasi) dan pola
radiasi pada bidangirisan arah azimuth (pola azimuth).
2.Tower
Pengertian dan penggunaan Tower Crane
Crane digunakan untuk mengangkat muatan secara vertikal, menahannya
apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan
mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan
(travelling).Number of beam (nb) adalah 6.
Berdasarkan konstruksi crane dikelompokkan menjadi:
Ø Mobile cranes
Ø Crawler crane (crane roda rantai)
Ø Wheel crane (crane roda ban)
Ø Truck mounted crane (carne dipasang pada truck)
Ø Modified cranes (crane modifikasi)
Ø Crane tetap
Ø Tower crane
Ø Crawler crane (crane roda rantai)
Ø Wheel crane (crane roda ban)
Ø Truck mounted crane (carne dipasang pada truck)
Ø Modified cranes (crane modifikasi)
Ø Crane tetap
Ø Tower crane
PEMASANGAN
TOWER CRANE (TC)
1.Pembuatan Fondasi
Fondasi Tower Crane dibuat dari semen yang dicor.Pada bagian
dasarnya.Fondasi berukuran panjang 4 m, lebar 4 m dan dalam 2 m.Pada bagian
dasar fondasi ditanamkan Fine Anggle yang fungsinya untuk memperkokoh
fondasi,Fine Angel merupakan besi cor berkualitas tinggi.Setelah fondasi
selesai dibuat perlu waktu 1 minggu untuk menunggunya menjadi keras dan kering.
2.Tower Crane bentuk “ I “
Setelah 1 minggu dipasang basic master yang berukuran 3×3×2 m3 pada
bagian atas fondasi dengan menggunakan bantuan mobil crane (Todano).Setelah
basic master berdiri,basic master dan fondasi dihubungkan dengan pen.Untuk
seterusnya bagian antara section dengan section dihubungkan dengan pen.Dengan
bantuan mobil crane didirikan section 1 yang berukuran 3×3×5 m3.Kedua bagian
ini (section 1 dengan basic master) adalah bagian yang tetap (fix) dan tak
dapat digerakkan.Setelah section 1dan basic master kokoh berdiri dipasang
Teleskop yang gunanya untuk menaikkan dan menurunkan tower crane karena
teleskop dilengkapi dengan sistem hidrolik.Tinggi telescope 4 m dan melekat
pada bagian luar section 1 .Setelah teleskop terpasang ,dipasanglah slewing
yang fungsinya untuk mengendalikan tower crane sehingga dapat berotasi 360o,3x
putaran searah jarum jam dan 3x putaran berlawanan jarum jam.Slewing dilengkapi
dengan dinamo dan bola-bola yang mengelilingi bagian dasar slewing.
Setelah slewing selesai terpasang,dipasang Top Heat yang fungsinnya untuk
menghubungkan tali dengan beban pada saat pengangkatan beban. Perlu diketahui
Teleskop,slewing dan Top Heat dipasang dengan bantuan mobil crane.
Tower crane
Crane ini disurvei pada tanggal 13 mei 2009 bertempatan di jalan Ampera
,glugur darat 1 Medan. Tower crane awalnya digunakan untuk pembangunan kembali
gedung-gedung yang sangat tinggi, misal gedung bertingkat, apartemen, pusat
perbelanjaan.Penggunaan tower crane memerlukan perencanaan yang seksama karena
crane dipasang tetap (fixed installation) di site dengan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan yang lama. Dari posisi tetapnya, tower crane harus mampu
menjangkau semua area yang diperlukan untuk mengangkat beban yang diinginkan
3.Tower Crane bentuk “ T ”
Setelah Tower Crane bentuk I berdiri,masih dengan
bantuan mobil crane dipasanglah bagian counter jib,panjang conter jib 14,5
m.Conter jib adalah lengan belakang crane yang dilengkapi dengan motor dan
hoist (beton keseimbangan).Hoist terpasang pada counter jib dengan bantuan
mobil crane.Mula-mula hoist terpasang 1 buah dan setelah tower crane berdiri
kokoh,dipasang 3 hoist tambahan lagi.Perlu diketahui,berat 1 buah hoist adalah
4,5 Ton.Setelah counter jib terpasang,dipasanglah jib yang panjangnya 60 m,jib
terpasang dengan bantuan mobil crane.Jib adalah lengan bagian depan crane yang
dilengkapi dengan trolley,dinamo,cabin dan hooke.Troley adalah bagian dari jib
yang dapat beroperasi maju dan mundur dan sebagai alat untuk mengaitkan Hooke
(kait) yang tersambung dengan beban.Setelah jib lengkap terpasang dengan
bantuan mobil crane dipasanglah cabin.Cabin adalah ruang kemudi tempat operator
mengoperasikan crane ,cabin dilengkapi dengan penghangat udara (heater).Hal ini
dikarenakan pada ketinggian suhu udara sangatlah dingin sehingga dipasang
heater untuk kenyamanan operator.
4.Menambah ketinggian Tower
Crane
Crane yang telah terpasang dalam bentuk T,telah
dapat dioperasikan.Akan tetapi gedung yang dibangun bertambah ketinggiannya
sehingga tinggi crane harus ditambah sehingga crane selalu berada pada posisi lebih
tinggi dari pada banguanan yang dibangun.Caranya ialah,teleskop ditinggikan
(erection) lebih kurang 5,5 m.Hooke pada jib mengangkat section yang akan
disambung dengan section yang telah ada dibawahnya.Sehingga dapat disimpulkan
dalam meninggikan crane,crane membangun dirinya sendiri sampai ketinggian yang
dikehendaki.Setelah tersusun 4 section diatas section 1 dipasanglah sabuk,sabuk
adalah besi penghubung tower crane dengan bangunan yang fungsinya untuk menjaga
kestabilan tower crane.Panjang sabuk 7 m dan dipasang 3 buah tiap
sectionnya,sabuk dipasang per 20 m antara satu section dengan section yang
lainnya.
PEMBONGKARAN TOWER CRANE
Tahapan pembongkaran tower Crane adalah
kebalikan dari pemasangan tower Crane.Mula-mula hooke melepaskan bagian section
terakhir,sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan section ke 2
terakhir dan teleskop diturunkan berlahan-lahan hingga menyatu dengan section
berikutnya.Kemudian hooke melepaskan section berikutnyasehingga timbul ruang
kosong antara slewing dengan section ke 3 terakhir.Proses ini dilakukan terus
menerus hingga slewing menyatu dengan section 1.Dengan bantuan mobil crane
tower crane dilepaskan satu-persatu.Dimulai dari hoist,hoist dilepaskan 3 buah
terlebih dahulu,setelah itu jib beserta perlengkapannya dilepaskan.Berikutnya
counter jib dilepaskan beserta perlengkapanya.Tower crane menjadi bentuk I
kembali.Top Head dan slewing dilepaskan dengan mobil crane ,dilanjutkan dengan
teleskop,section 1hingga basic master.Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan
fondasi tower crane,fondasi tower crane dibongkar dengan menggunakan alat berat
untuk mengambil fine angel.Fine angel dapat digunakan kembali untuk mendirikan
tower crane berikutnya.
SPESIFIKASI
Main
technical parameters (Capacity 10 T)
Nominal lifting moment KN.m 1600
Max lifting load t 10
Jib tip payload t 2.1
Working amplitude m 2~60
Lifting height independent m 59.5
attached m 201
Lifting speed m/min 0-100
Rotation speed r/min 0-0.6
Amplitude changing speed m/min 0-60
Working temperature °C -20°~+40°
Main limb materials of the tower body ∠200×200×20
Lifting Characteristic Load Form
Nominal lifting moment KN.m 1600
Max lifting load t 10
Jib tip payload t 2.1
Working amplitude m 2~60
Lifting height independent m 59.5
attached m 201
Lifting speed m/min 0-100
Rotation speed r/min 0-0.6
Amplitude changing speed m/min 0-60
Working temperature °C -20°~+40°
Main limb materials of the tower body ∠200×200×20
Lifting Characteristic Load Form
2
falls
Range m 2-31 32 34 36 38 40
Lifting capacity kg 5000 4900 4540 4230 3940 3690
Range m 42 44 46 48 50 52
Lifting capacity kg 3460 3250 3060 2890 2730 2590
Range m 54 56 58 60
Lifting capacity kg 2450 2330 2210 2100
Range m 2-31 32 34 36 38 40
Lifting capacity kg 5000 4900 4540 4230 3940 3690
Range m 42 44 46 48 50 52
Lifting capacity kg 3460 3250 3060 2890 2730 2590
Range m 54 56 58 60
Lifting capacity kg 2450 2330 2210 2100
4
falls
Range m 2-17.6 18 20 22 24 26
Lifting capacity kg 10000 9760 8630 7710 6950 6320
Range m 28 30 31.5 32 34 36
Lifting capacity kg 5770 5310 5000 4900 4540 4230
Range m 38 40 42 44 46 48
Lifting capacity kg 3940 3690 3460 3250 3060 2890
Range m 50 52 54 56 58 60
Lifting capacity kg 2730 2590 2450 2330 2210 2100
Range m 2-17.6 18 20 22 24 26
Lifting capacity kg 10000 9760 8630 7710 6950 6320
Range m 28 30 31.5 32 34 36
Lifting capacity kg 5770 5310 5000 4900 4540 4230
Range m 38 40 42 44 46 48
Lifting capacity kg 3940 3690 3460 3250 3060 2890
Range m 50 52 54 56 58 60
Lifting capacity kg 2730 2590 2450 2330 2210 2100
B.Konektor Dan sistem pengkabelan
antena
1.Konektor
Konektor (Connector) dalam Teknik
Elektronika adalah suatu komponen Elektro-Mekanikal yang berfungsi untuk
menghubungkan satu rangkaian elektronika ke rangkaian elektronika lainnya
ataupun untuk menghubungkan suatu perangkat dengan perangkat lainnya. Pada
umumnya, Konektor terdiri Konektor Plug (male) dan Konektor Socket (female). Saat ini, terdapat banyak sekali jenis-jenis konektor dengan nama yang
berbeda-beda dan untuk keperluan yang berbeda-beda juga. Selain konektor
standar yang sering kita temui seperti konektor USB, Konektor BNC dan Konektor
Koaksial, terdapat juga konektor yang dirancang khusus untuk dipasangkan di PCB
untuk menghubungkan satu rangkaian PCB dengan rangkaian PCB lainnya. Konektor
ini sering disebut dengan Konektor PCB (PCB Connector). Terdapat banyak Bentuk
dan jumlah Pin (kaki) Konektor PCB tergantung pada keperluan rangkaian PCB yang
bersangkutan.
Jenis-jenis
Konektor Standar
Konektor-konektor standar yang
sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari kita maupun dalam Industri
diantaranya adalah Konektor USB, Konektor BNC, Konektor Koaksial, Konektor DC
Power Supply, Konektor Banana, Konektor D, Konektor RJ45 dan masih banyak lagi. Berikut ini adalah penjelasan singkat dan bentuk (gambar) beberapa Jenis
Konektor Standar yang paling sering ditemui.
Banana
Connector (Konektor Banana) dan Socket
Banana Connector ini sering disebut
juga dengan Konektor 4mm, hal ini dikarenakan diameter Pin Banana Conector ini
berukuran 4mm. Pin pada Banana Connector ini terdapat 1 atau 2 per (spring)
yang menonjol keluar, sehingga bentuknya menyerupai Pisang (Banana). Salah satu
kelebihan Banana Connector (Konektor Banana) adalah dapat melewatkan arus
listrik yang tinggi hingga 10A. Oleh karena itu, Konektor Banana ini banyak
digunakan sebagai konektor yang menghubungkan Speaker ke Amplifier dan juga
dalam Peralatan Test Equipment (Alat-alat ukur / Uji)
seperti Multimeter dan Osiloskop. Konektor Banana ini ditemukan
oleh Richard Hirschmann pada tahun 1924.
Dibawah ini adalah gambar bentuk Konektor Banana
(Banana Connector) beserta socketnya :
USB
Connector (Konektor USB) dan Socket
USB adalah singkatan dari Universal
Serial Bus dan merupakan konektor yang paling populer saat ini dalam hal yang
berhubungan dengan Catu Daya (Power Supply), Komunikasi dan Koneksi antara
Komputer dengan Peralatan Elektronika seperti Handphone, Harddisk, Digital
Kamera dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangannya peralatan Portable,
Konektor USB pun memiliki berbagai jenis ukuran yakni Ukuran Standard Type,
Mini dan Micro.
Konektor USB ini dikembangkan oleh 7
Perusahaan besar, diantaranya adalah Compaq, DEC, IBM, Intel, Microsoft, NEC
dan Nortel pada tahun 1994.
Berikut ini adalah gambar bentuk Konektor USB (USB
Connector) beserta Socketnya :
Coaxial
Connector (Konektor Koaksial) dan Socket
Coaxial Connector (Konektor
Koaksial) digunakan untuk menghubungkan kabel Koaksial yang membawa Frekuensi Tinggi
seperti pada kabel Antena TV. Coaxial Connector ini memiliki kelebihan dalam
mengurangi Noise pada Frekuensi Tinggi. Dibawah ini adalah gambar bentuk
Konektor Koaksial (Coaxial Connector) beserta Socketnya :
BNC
Connector (Konektor BNC) dan Socket
BNC Connector (Konektor BNC)
dirancang khusus untuk kabel koaksial (coaxial) yang membawa signal Frekuensi
Tinggi dimana kejernihan signal yang bebas dari Distorsi dan Noise merupakan
hal yang sangat penting. Konektor BNC biasanya digunakan pada Test Equipment
Frekuensi seperti Osiloskop, Audio Analyzer, Signal Generator. Konektor BNC ini
dirancang oleh Paul Neill, Carl Concelman, & Octavio M. Salati dan
dipatenkan pada tahun 1951. Kepanjangan dari BNC adalah Bayonet
Neill–Concelman. Dibawah adalah gambar bentuk Konektor BNC (BNC Connector)
beserta socketnya :
RCA
Connector (Konektor RCA) dan Socket
RCA Connector sering disebut juga
dengan Phono Connector ataupun A/V Jack. RCA Connector yang memiliki
kepanjangan “Radio Corporation of America” ini ditemukan pada awal tahun
1940-an dan pada umumnya berfungsi sebagai Konektor untuk kabel pembawa signal
Audio dan Video. Untuk membedakan Signal yang akan dibawanya, biasanya Konektor
RCA diberikan warna yang berbeda seperti Kuning untuk Signal Video, Merah dan
Putih untuk signal Stereo (Audio Kiri dan Audio Kanan).
Dibawah ini adalah gambar bentuk Konektor RCA (RCA
Connector) beserta bentuk socketnya :
D Connector
(Konektor D) dan Socket
D Connector atau D-Subminiature
(D-Sub) merupakan Konektor yang paling sering ditemukan dalam Komputer.
Pemakaian “D” sebagai namanya karena bentuk konektor seperti huruf “D” yang
sebenarnya adalah berfungsi untuk menghindari terjadinya kesalahan
pemasangan. Konektor D umumnya memiliki 2 baris atau 3 baris Pin. Jumlah
Pin pada Konektor D juga beragam mulai dari 9 Pin hingga 100 Pin. Konektor D
yang paling sering ditemukan pada Komputer adalah Konektor VGA (DE-15; 15 Pin)
dan Konektor Komunikasi Serial RS-232 (DE-9; 9 Pin).
Berikut ini adalah gambar bentuk Konektor D (D
Connector) berserta socketnya :
Phone
Connector (Konektor Phone) dan Socket
Phone Connector atau sering juga
disebut dengan Phone jack adalah Konektor yang pada umumnya digunakan untuk
konektor kabel yang menghantarkan signal Audio. Terdapat 3 ukuran Phone
Connector yaitu ¼” (6.3mm), 1/8” (3.5mm) dan 3/32” (2.5mm). Phone Jack (Phone
Connector) juga tersedia dalam bentuk Mono dan Stereo dan bahkan sekarang sudah
dapat ditemukan Phone Jack kombinasi yang terdiri dari Stereo, Mikropon dan
Tombol pengendali.
Aplikasi Phone Connector umumnya
untuk Konektor Mikropon, Konektor Headphone, Konektor Earphone dan lain
sebagainya. Dibawah ini adalah contoh gambar bentuk Konektor Phone (Phone
Connector) beserta socketnya :
DC Connector
(Konektor arus DC) dan Socket
Seperti namanya, DC Connector adalah
Konektor yang diperuntukan kabel yang menghantarkan arus listrik DC. DC
Connector pada umumnya berbentuk Silinder dan memiliki polaritas Positif dan
Negatif. Konekor Arus DC ini banyak kita temukan di Adaptor seperti
Adaptor Laptop, Adaptor Telepon dan lain sebagainya. Berikut ini adalah gambar
bentuk Konektor DC (DC Connector) beserta gambar bentuk socketnya :
Modular
Connector
Modular Connector umumnya digunakan
pada peralatan Telekomunikasi dan Komputer seperti kabel Telepon dan juga Kabel
LAN (Local Area Network). Modular Connector juga sering disebut dengan “RJ
Connector” ataupun Modular Phone Jack”. Modular Connector yang sering
digunakan untuk Network (Jaringan) computer adalah Modular Connector Jenis RJ45
yang memiliki 8 Pin (8P8C) sedangkan untuk Telepon rumah sering digunakan
Modular Connector yang berjenis RJ11 (6P2C) atau RJ14 (6P4C).
Catatan : 8P8C = 8 Pin 8 Contact.
Berikut ini adalah gambar bentuk Konektor Modular
(Modular Connector) beserta socketnya :
PCB
Connector (Konektor PCB)
Selain konektor-konektor standar
yang disebut diatas, terdapat juga konektor yang dipasang dalam PCB yang
menghubungkan satu rangkaian PCB dengan rangkaian PCB lainnya. Bentuk-bentuk
konektor PCB tersebut berbeda-beda tergantung perancangan PCB dan keperluannya.
Konektor PCB tersebut rata-rata terpasang didalam peralatan Elektronika dan
tidak dapat dilihat oleh Konsumen pada umumnya. Berikut ini gambar beberapa
jenis konektor yang sering dipasang di PCB. Dibawah ini adalah gambar bentuk
berbagai jenis Konektor PCB (PCB Connector) :
2.sistem pengkabelan antena
Sistem
pengarahan antena dilakukan melalui pengaturan sudut azimuth-elevasi berkas
pusat antena lurus terhadap target (satelit). Sementara itu, pada sistem mobile
antena terjadinya pergeseran pengarahan akibat gerakan platform dapat menurunkan
gain parameter antena saat pengiriman (uplink) maupun penerimaan (downlink).
Mengeliminasi depointing losses akibat ketidak tepatan orientasi antena pada
sistem bergerak membutuhkan pengendalian orientasi pengarah secara
berkelanjutan. Kontrol PID dengan lead compensator digunakan untuk melakukan
mekanisme pengarahan mobile antena yang mempunyai manuver gerak platform dua
derajat kebebasan, rolling dan pitching.:
(sumber : http://digilib.polsri.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=ptpolsri-gdllelaanggra5637&PHPSESSID=df847bdaeac8ba5d1e58425d9129d504)
C.Pointing Antena
Sistem pengarahan antena dilakukan melalui pengaturan
sudut azimuth-elevasi berkas pusat antena lurus terhadap target (satelit).
Sementara itu, pada sistem mobile antena terjadinya pergeseran pengarahan
akibat gerakan platform dapat menurunkan gain parameter antena saat pengiriman
(uplink) maupun penerimaan (downlink). Mengeliminasi depointing losses akibat
ketidak tepatan orientasi antena pada sistem bergerak membutuhkan pengendalian
orientasi pengarah secara berkelanjutan. Kontrol PID dengan lead compensator
digunakan untuk melakukan mekanisme pengarahan mobile antena yang mempunyai
manuver gerak platform dua derajat kebebasan, rolling dan pitching.
Melalui kontrol PID lead compensator, sistematika
pengarah azimuth-elevasi dikendalikan untuk mengeliminasi pointing error.
Reposisi pengarah azimuth elevasi bekerja pada frekuensi gangguan
pitching-roiling berkisar 0 -0.5 Hz. Hasil percobaan menunjukkan, pengarah antena
yang dirancang menggunakan kontrol PID Lead Compensator mempunyai mean pointing
error 1.1Q untuk sistem azimuth, dan 2.8 Ãâ€Å¡Ãƒ‚° untuk pengarah elevasi pada
manuver gerak platform rolling 0.175 Hz, dan pitching 0.3 Hz. Performasi yang
dicapai PID lead compensator mampu meningkatkan akurasi pengarahan terhadap
kontrol PID sebesar 200% pada sistem azimuth, dan 180% pada sistem elevasi pada
standar akurasi tracking 0.1 pointing error.
(sumber:http://digilib.polsri.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=ptpolsri-gdllelaanggra5637&PHPSESSID=df847bdaeac8ba5d1e58425d9129d504)